a. Kesultanan Demak (1500-1550)
|
Pada saat kerajaan Majapahit mengalami
masa surut, secara praktis wilayah-wilayah kekuasaannya mulai memisahkan diri.
Wilayah-wilayah yang terbagi menjadi kadipaten-kadipaten tersebut saling
serang, saling mengklaim sebagai pewaris tahta Majapahit. Pada masa itu arus
kekuasaan mengerucut pada dua adipati, yaitu Raden Patah dan Ki Ageng Pengging. Sementara Raden
Patah mendapat dukungan dari Walisongo, Ki Ageng Pengging mendapat
dukungan dari Syech Siti Jenar.
Demak di
bawah Pati Unus
Demak di bawah Pati Unus adalah Demak yang berwawasan Nusantara. Visi besarnya adalah menjadikan Demak sebagai
kesultanan maritim yang besar. Pada masa kepemimpinannya, Demak merasa terancam
dengan pendudukan Portugis di Malaka. Dengan adanya Portugis di Malaka, kehancuran pelabuhan-pelabuhan Nusantara
tinggal menunggu waktu.
Sultan Trenggono berjasa atas
penyebaran Islam di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Di bawah Sultan
Trenggono, Demak mulai menguasai daerah-daerah Jawa lainnya seperti merebut Sunda Kelapa dari Pajajaran serta menghalau tentara Portugis yang akan mendarat di sana (1527), Tuban (1527), Madiun
(1529), Surabaya dan Pasuruan (1527), Malang (1545), dan Blambangan, kerajaan
Hindu terakhir di ujung timur pulau Jawa (1527, 1546). Panglima perang Demak
waktu itu adalah Fatahillah, pemuda asal Pasai (Sumatera), yang juga menjadi menantu Sultan Trenggono. Sultan
Trenggono meninggal pada tahun 1546 dalam sebuah pertempuran menaklukkan Pasuruan, dan kemudian digantikan oleh Sunan Prawoto.
Peran Wali
Song
Pada zaman Kesultanan Demak, majelis ulama
Wali Songo memiliki peran
penting, bahkan ikut mendirikan kerajaan tersebut. Majelis ini bersidang secara
rutin selama periode tertentu dan ikut menentukan kebijakan politik Demak.
Suksesi ke tangan Sunan Prawoto tidak
berlangsung mulus. Ia ditentang oleh adik Sultan Trenggono, yaitu Pangeran Suksesi ke tangan Sunan Prawoto tidak berlangsung
mulus Sekar Seda Lepen. Pangeran Sekar Seda Lepen akhirnya terbunuh. Pada tahun
1561 Sunan Prawoto beserta keluarganya "dihabisi" oleh suruhan Arya Penangsang, putera
Pangeran Sekar Seda Lepen. Arya Penangsang kemudian menjadi penguasa tahta
Demak. Suruhan Arya Penangsang juga membunuh Pangeran Hadiri adipati Jepara, dan hal ini menyebabkan banyak adipati memusuhi Arya
Penangsang.
Arya
Penangsang akhirnya berhasil dibunuh dalam peperangan oleh pasukan Joko Tingkir, menantu Sunan Prawoto. Joko Tingkir
memindahkan istana Demak ke Pajang, dan di sana ia mendirikan Kesultanan Pajang
Tidak ada komentar:
Write komentar